Mengapa Investasi Properti dan Tanah sangat Disukai Kaum Kaya Raya?

Kendati belum banyak pengalaman, investasi properti relatif aman untuk investasi jangka panjang bagi pemula sekalipun. Ya, bisnis properti memang bisa menjadi jalan Anda untuk menjadi cepat kaya jika ditekuni secara serius dan konsisten.


Dewasa ini, banyak orang yang bilang jika ingin cepat kaya mulailah berinvestasi properti. Jika kita cermati, bisnis properti memang sudah terbukti mencetak banyak pengusaha sukses. Di Indonesia saja, banyak pengusaha sukses yang berlatar belakang bisnis properti. Sebut saja Ir. Ciputra, Mochtar Riady, Eka Tjipta Widjaja, Alexander Tedja, Tahir, dan Chairul Tanjung. Bahkan nama-nama tersebut kerap masuk ke dalam jajaran teratas orang terkaya di Indonesia.

Menurut Wealth Management Standards Board Indonesia (WMSBI), orang-orang kaya di Indonesia secara umum menyimpan sebagian besar dana mereka dalam bentuk properti. Tak heran bila ada anggapan “orang kaya pasti main di properti.”

Orang kaya sekelas Bill Gate pun yang berlatarbelakang pengusaha teknologi, ternyata berinvestasi properti. Hal ini dibuktikan dengan diakuisisinya Four Seasons Hotel Atlanta dari Host Hotels & Resorts beberapa tahun lalu oleh salah satu perusahaan milik Bill Gates, yang bernama Cascade Investment.

Lantas, sebenarnya apa yang membuat properti disukai orang kaya untuk investasi?

Alasan utamanya karena properti merupakan instrumen investasi jangka panjang yang sangat prospektif. Pasalnya, kebutuhan properti dari waktu ke waktu diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Jangankan hitungan tahun, permintaan properti cenderung tinggi setiap bulannya. Ini artinya properti akan mengalami peningkatan nilai dari waktu ke waktu. Bahkan peningkatan nilai tahunan yang terjadi mungkin lebih signifikan daripada instrumen investasi lainnya.

Properti hunian seperti rumah, apartemen dan tanah merupakan kebutuhan pokok manusia. Jadi, sudah pasti pasarnya selalu ada. Namun semakin banyak orang yang membutuhkan rumah, pasokan tanah di muka bumi tidak bertambah melainkan berkurang. Mengacu pada prinsip supply and demand, hal ini membuat properti sudah pasti akan mengalami kenaikan harga yang signifikan dari tahun ke tahun karena kelangkaannya.

Bahkan seiring bergesernya gaya hidup, properti bisnis seperti hotel dan resort juga mengalami peningkatan yang pesat. Tak heran bila banyak investor dari kaum kaya raya berlomba-lomba berinvestasi di properti bisnis dan komersial. Pasalnya, “memarkirkan” dana di sektor properti juga lebih aman karena aset tidak akan tergerus inflasi. Nilai properti tidak turun seperti penurunan nilai mata uang yang terjadi dari tahun ke tahun.

Bila dibandingkan instrumen investasi lain yang sifatnya jangka (seperti emas dan deposito), sektor properti lebih solid. Jangka waktu minimal investasi rata-rata 3 hingga 5 tahun. Dengan kata lain, dalam kurun waktu 3 hingga tahun, perkembangan nilainya sudah bisa memberi Anda capital gain (selisih harga beli dan harga jual).

Selain itu, properti juga disebut memiliki sifat 3C. Apakah 3C itu?

Cash, capital, dan collateral. Jika difungsikan sebagai tempat usaha atau disewakan pada orang lain, properti bisa menjadi sumber perputaran uang (cash flow). Ketika dijual, properti dapat memberi keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual (capital flow). Terakhir, collateral artinya properti bisa menjadi aset yang diagunkan. Bahkan, beberapa bank mungkin bersedia meminjamkan dana hingga 80% dari nilai aset yang diagunkan.

Karena alasan-alasan itu, wajar saja bila para orang kaya memilih mengembangkan dananya di bidang properti karena nilai aset kekayaannya akan mengalami peningkatan yang signifikan di dalam beberapa tahun ke depan.

Postingan populer dari blog ini

Tips Aman Membeli Tanah: Intip dan Periksa Dulu Informasi Tanah Incaran Anda!

Tips Jadi Juragan Tanah: Promosi Online Zaman Sekarang Hukumnya Wajib! Ini Alasannya

Bagaimana Hukum Jual Beli Tanah di Dalam Islam?